Sejarah Dari Barcode dan Cara Membacanya




Barcode adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih dengan lebar berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi, nomor identitas, dll sehingga sistem komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah, informasi yang dikodekan dalam barcode.

Dewasa ini barcode dapat dijumpai dimana-mana. Coba ambilah sebuah produk di supermarket terdekat, dan periksa apakah terdapat banyak garis hitam vertikal warna hitam yang saling berdekatan. Itulah yang disebut barcode. Di dalam barcode tersebut terdapat informasi (umumnya berupa angka). Angka tersebut biasanya juga tercantum di bawah barcode tersebut.

Mungkin anda bertanya, kalau sudah ada kode angka, mengapa masih diperlukan barcode? Jawabnya adalah bagi alat (atau komputer) lebih mudah membaca sesuatu yang bersifat digital daripada angka yang bersifat analog. Kode barcode dengan warna contrast (biasanya hitam di atas putih) sangat mudah dikenali oleh sensor optik CCD atau laser yang ada pada alat pemindah, untuk kemudian diterjemahkan oleh komputer menjadi angka.

Ada beberapa standarisasi jenis barcode. Berikut ini adalah jenis barcode yang sering digunakan:


Code 39, sebagai simbolik yang paling populer di dunia barcode non-retail, dengan variabel digit yang panjang. Namun saat ini code 39 makin sedikit dipergunakan dan digantikan dengan Code 128 yang lebih mudah dibaca oleh pemindai.

Universal Product Code (UPC)-A, terdiri dari 12 digit, yaitu 11 digit data, 1 check digit : untuk kebutuhan industri retail.

UPC-E, terdiri dari 7 digit, yaitu 6 digit data, 1 check digit : untuk bisnis retail skala kecil.

European Articles Numbering (EAN)-8, terdiri dari 8 digit, yaitu 2 digit kode negara, 5 digit data, 1 check digit.

EAN-13 atau UPC-A versi Eropa, terdiri dari 13 digit, yaitu 12 digit data, 1 check digit

TIpe barcode yang banyak di Indonesia adalah EAN 13, yaitu kode barcode dengan 13 digit. Dimana 3 kode awalnya merupakan kode negara Indonesia (899). Kemudian empat angka berikutnya menunjukkan kode perusahaan. Selanjutnya lima angka secara berturut-turut merupakan kode produk dan angka terakhir berupa validasi atau cek digit.


Sejarah Barcode

Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya, teknologi barcode dikendalikan oleh perusahaan retail, lalu diikuti oleh perusahaan industry. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis.

Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel, bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik.

Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya barcode dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC).

Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan barcode untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger di Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industry.

Pada tanggal 3 April 1973: Komite memilih simbol UPC (Uniform Product Code) sebagai standar industry.





Cara Membaca Barcode






Apabila kita amati barang-barang belanjaan kita dari supermarket/ swalayan, kita akan menemukan adanya kode-kode tertentu dalam bentuk batangan (bar) atau lebih populernya "barcode" pada setiap item yang kita ambil di supermarket/ swalayan itu. Barcode ini biasaya diikuti dengan angka-angka tertentu di bawahnya.

Barcode diciptakan untuk mempermudah dan mempercepat pengecekan barang dan melakukan tracking terhadap inventory.

Jenis-jenis barcode yang digunakan sangat banyak dari first generation sampai third generation, dari 1 dimensional matrix sampai 2 dimensional matrix. Bentuknya pun bermacam-macam, ada kotak, dot, hexagon dan bentuk geometris lainnya.

Barcode yang umum digunakan adalah barcode dengan 12 digit seperti pada gambar di atas. Enam digit pertama adalah identifikasi pabrik (manufacturer identification), sementara 5 digit berikutnya adalah item number dan digit terakhir merupakan check digit. Check digit ini berfungsi untuk memberitahukan kepada sistem apakah scanner melakukan pengecekan dengan benar atau tidak.

Check digit dihitung sebagai berikut :


1. Tambahkan digit ganjil dari kode gambar di atas (digits 1, 3, 5, 7, 9 and 11)
   0 + 6 + 0 + 2 + 1 + 5 = 14
2. Kalikan hasil step 1 diatas dengan 3
   14 * 3 = 42
3. Tambahkan digit genap dari kode gambar di atas (digits 2, 4, 6, 8 and 10)
   3 + 0 + 0 + 9 + 4 = 16
4. Jumlahkan hasil dari step 3 dengan step 2 :
   42 + 16 = 58
5. Gunakan hasil dari step 4 untuk menghitung check digit, tentukan angka yang apabila
   ditambahkan dengan hasil pada step 4 akan menghasilkan angka kelipatan 10 

   58 + 2 = 60
6. Jadi check digit adalah 2.

Tiap kali scanner memindai barcode maka sistem akan melakukan perhitungan di atas untuk mengecek kebenaran barcode. Jika hasil perhitungan sistem tidak sama dengan check digit yang terbaca, maka scanner akan mengetahui telah terjadi kesalahan dan item harus discan ulang.

Secara umum, yang bertugas membaca barcode ini adalah sistem scanner yang terhubung ke komputer. Namun secara manual kita bisa membacanya dengan cara sebagai berikut:
Pertama-tama lihatlah konfigurasi dari barcode tersebut. Ini terdiri dari garis batangan hitam dan spasi berwarna putih. Tiap-tiap garis dan spasi mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Anggaplah satu garis paling tipis warna hitam (seperti garis pertama pada barcode di atas) adalah garis dengan lebar 1 unit dan spasi paling tipis warna putih (seperti pada spasi pertama setelah garis pertama pada barcode di atas) adalah spasi dengan lebar 1 unit. Kemudian secara keseluruhan kita dapat menentukan bahwa garis hitam dan spasi putih tersebut mempunyai ketebalan masing-masing 1, 2, 3 dan 4 unit.

Awal dari setiap barcode biasanya adalah "1-1-1" atau kalau dibaca dari kiri terdiri dari garis hitam 1 unit, diikuti dengan spasi putih 1 unit, diikuti lagi dengan garis hitam 1 unit.

Kode-kode yang terbaca adalah sbb:


0 = 3-2-1-1
1 = 2-2-2-1
2 = 2-1-2-2
3 = 1-4-1-1
4 = 1-1-3-2
5 = 1-2-3-1
6 = 1-1-1-4
7 = 1-3-1-2
8 = 1-2-1-3
9 = 3-1-1-2

Mari kita coba baca barcode berikut sebagai contoh : 




Barcode yang tercetak pada gambar adalah 043000181706 :



* Dimulai dengan standar awal adalah 1-1-1 (bar-space-bar).
0 Angka nol adalah                 3-2-1-1            (space-bar-space-bar).
4 Angka empat adalah         1-1-3-2     (space-bar-space-bar).
3 Angka tiga adalah                 1-4-1-1         (space-bar-space-bar).
0 Angka nol berikutnya adalah         3-2-1-1      (space-bar-space-bar).
0 Angka nol berikutnya adalah         3-2-1-1 (space-bar-space-bar).
0 Angka nol berikutnya adalah         3-2-1-1       (space-bar-space-bar).
- Di tengah biasanya standar         1-1-1-1-1 (space-bar-space-bar-space).
1 Angka satu adalah                 2-2-2-1       (bar-space-bar-space).
8 Angka delapan adalah                1-2-1-3        (bar-space-bar-space).
1 Angka satu adalah                 2-2-2-1       (bar-space-bar-space).
7 Angka tujuh adalah               1-3-1-2        (bar-space-bar-space).
0 Angka nol adalah                 3-2-1-1     (bar-space-bar-space).
6 Angka enam adalah             1-1-1-4     (bar-space-bar-space).
- Karakter stop biasanya                    1-1-1 (bar-space-bar).

http://forum.indogamers.com/ 

Categories:

2 komentar:

Wah ternyata cara baca barcode ribet juga ya, harus ada perhitungan dan rumus sendiri. Susah juga pahaminnya, hebat ya orang yang bisa menemukan caranya, tapi itu sangat berguna saat ini mantap deh informasinya bisa tahu sedetil ini

waduh masih bingung nih,tolong di perjelas lagi dong penjelasannya??

Posting Komentar